24/09/2011

Sebuah keadilan


saat itu saya sedang berjalan mengelilingi kota jogjakarta, kota yang penuh budaya, kota yang menyimpan sejuta sejarah yang tak akan pernah ku lupakan. saya behenti di lampu traffic karena kebetulan saat itu lampu merah. waktu yang ditunjukan lampu traffic agar segera berganti dengan hijau ternyata cukup lama hampir 120 detik ini berarti hampir 2 menit. Tak lama setelah saya berhenti ada seorang pengemis yang meminta - minta kepada saya, saya pun langsung mengambilkan recehan yang berada dalam saku depan kaos saya. saya merasa aneh dengan pengemis itu mereka kelihatan segar bugar namun mengapa mereka memilih menjadi pengemis bukan pekerjaan yang lebih halal lainnya. beberapa saat setelah pengemis itu meninggalkan saya, ada seseorang yang menawari dagangannya kepada saya, dagangan tersebut berupa souvenir - souvenir kecil. setelah menjajakan dagangannya kepada saya, saya tidak membelinya karena saya tidak tertarik dengan barang itu. saya pun mengabaikannya karena setelah saya tanya harga barang tersebut mencapai 20 ribu an untuk satu souvenir.


Setelah lampu hijau saya berjalan untuk melanjutkan perjalanan mengelilingi jogjakarta ini. namun saya masih memikirkan hal tadi, sesuatu yang sangat sulit untuk aku mengerti. saya merasa ada yang janggal dengan kejadian tersebut. tapi apa ???
saya merasa bingung dengan apa yang telah saya lakukan. pertama saya memberi uang kepada pengemis yang masih kuat jika ia bekerja. kedua saya tidak memberi uang atau membeli barang dagangan dari orang yang telah bekerja di perempatan jalan dan bukan menjadi pengemis. ya, saya memang tidak mengerti dengan hidup ini, mungkin bukan saya saja yang pernah mengalaminya karena teman - teman saya juga melakukan seperti apa yang saya lakukan di atas, mungkin anda juga pernah melakukannya. namun saya merasa tidak adil dengan hal tersebut mengapa orang - orang memberi uang kepada pengemis ( pekerjaan yang tidak halal) daripada memberikannya kepada orang yang bekerja ( berjualan). yang lebih parah lagi terkadang pendapatan pengemis satu hari jauh lebih banyak daripada orang yang menjual souvenir tersebut terkadang mereka malah tidak mendapatkan apapun karena di anggap harga yang mereka tawarkan terlalu mahal.Teringat juga ketika seorang pengemis di expose di salah satu stasiun televisi yang mampu membeli rumah dengan hanya menjadi pengemis,enak banget kan??? lantas mengapa para pedagang tersebut tidak beralih profesi saja sebagai pengemis yang pendapatannya lebih besar??hanya menaruh tangan mereka di bawah dan mengubah tampang menjadi lebih dikasihani?? adilkah semua ini?? namun saya rasa para pedagang tersebut sadar bahwa pekerjaan mereka jauh lebih halal daripada hanya menjadi seorang pengemis yang malas bekerja. saya masih belum mengerti arti keadilan dalam hidup ini bahkan hal yang saya ceritakan diatas yang mungkin di anggap sepele sebagian orang ternyata juga memaknai keadilan itu seperti apa!
Bagaimana dengan kita, manakah yang anda pilih memberi uang kepada pengemis atau membeli barang dari seorang pedagang perempatan jalan ?? semoga tulisan saya ini bisa menjadi bermanfaat dan untuk di diskusikan lebih lanjut.

6 comments:

  1. nice pict sob :)

    blognya rada berat n banyak script iklan new window :9

    ReplyDelete
  2. isinya bagus, cuma ada obama sama kucing yang lumayan mengganggu

    ReplyDelete
  3. iya nih... obama sama kucingnya ilangin dong.

    ReplyDelete
  4. wah iya toh?? masa berat sih.. kayaknya kok biasa aja ya

    ReplyDelete
  5. pengemis itu ada juragannya, dan ada organisasinya gan ikut lomba gan dinini ditunggu coment bactnya di link artikenya ini

    ReplyDelete
  6. trus apa hubungannya juragan dengan pengemis??

    ReplyDelete

Kesaksian Pelecehan Seksual di Rumah Sakit Surabaya

Dunia medis Indonesia kembali tercoreng dengan ulah Perawatnya, bukan karena mal praktek ataupun tidak menerima pasien miskin, melainkan pel...