22/11/2011

Jangan bersedih kawan, Kalian tidak sendiri


Kehidupan tak akan pernah bisa kita tahu apa yang akan terjadi. Hidup ini sederhana, menjalani dengan sepenuh hati untuk memaknai segalanya. HIV AIDS telah mengubah wajah dunia ini. Keceriaan, kegembiraan dan senyuman hilang dari orang – orang yang menderita HIV AIDS atau biasa dikenal orang dengan HIV/AIDS ( ODHA). Mereka seperti putus asa untuk menjalani hidup yang akan datang dan menyesal menjalani hidup yang sudah berlalu. Tak heran jika di lingkungan masyarakat seseorang yang menderita HIV/ AIDS dijauhi, dikucilkan bahkan tidak diabaikan dalam anggota masyarakat. Sungguh miris melihat kenyataan ini.
Berdasarkan Family Health International (FHI), HIV( human Immunodeficiency Virus) adalah penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Asal mula hadirnya virus ini juga belum jelas, penemuan kasus awal adalah dari sampel darah yang dikumpulkan tahun
1959 dari seorang laki–laki dari Kinshasa di Republik Demokrat Congo. Tidak diketahui bagaimana ia
terinfeksi. AIDS adalah kumpulan sejumlah penyakit yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh melemah tidak dapat merespons.

Sebagian besar Penderita HIV/ AIDS tidak ingin status mereka diketahui karena mereka tidak ingin dijauhkan dari lingkup sosial. Akan tetapi jika keadaan ini terus dibiarkan bukan tidak mungkin presentase kenaikan pengidap HIV/ AIDS semakin bertambah. Sebagai contoh ketika seseorang menikah dan tanpa disadari pasangan mereka mengidap HIV/ AIDS otomatis presentase penularan virus ini ke anak mereka cukup besar mengingat salah satu penularan HIV/ AIDS dapat melalui ibu yang hamil selama masa kehamilan dan saat masa menyusui. Para penderita HIV/AIDS seharusnya terbuka mengenai dirinya dan jangan malu untuk mengakui itu semua karena dengan diketahui status mereka maka tingkat presentase kenaikan HIV/ AIDS dapat dikurangi.

Masyarakat tidak seharusnya mengucilkan para penderita HIV/ AIDS ini, seharusnya kita dapat memotivasi, memberi semangat dan dukungan kepada mereka bukan malah menjauhinya. Kepada siapa lagi mereka mengharapkan bantuan jika tidak kepada kita. Jika kita mengucilkan mereka ini berarti kita tidak respect terhadap mereka dan terkesan memandang rendah para pengidap HIV/ AIDS. Bukankah penyakit AIDS/ HIV sama juga dengan penyakit lainnya seperti kanker, penyakit kuning ataupun segala jenis penyakit lainnya. Jika kita bisa respect, berbagi kasih dan memberikan dukungan penuh baik berupa materi maupun moril kepada penderita kanker kenapa kita tidak mampu melakukan hal serupa dengan penderita HIV/ AIDS. Sekali lagi saya tekankan penyakit kanker dan HIV/ AIDS itu sama, mereka sama – sama membutuhkan uluran tangan dari kita, mereka sangat berharap kepada kita. Lantas kenapa orang yang menderita HIV / AIDS terpandang rendah di mata masyarakat? Apakah penderita HIV/ AIDS telah dicap sebagai penyakit akibat hubungan seksual sehingga masyarakat tidak mau respec t terhadap mereka. Apakah hanya itu alasannya? Padahal jika kita lihat lagi faktor penyebab penularan virus HIV bukan hanya dari hubungan seksual saja. HIV merupakan penyakit yang dapat menular dari berbagai cairan dalam tubuh seperti darah, semen atau air mani, air susu ibu dan cairan lainnya yang mengandung darah. Artinya dapat ditularkan melalui hubungan seksual, transfusi darah dimana darah tersebut belum dideteksi virusnya atau penggunaan jarum suntik yang tidak steril, penggunaan bersama jarum suntik orang yang telah terinfeksi dan ibu hamil pun dapat menularkan virus ke bayi pada saat kehamilan atau saat menyusui. Jadi bukan hanya melalui hubungan seksual saja. Apakah jika ada seorang anak kecil positif mengidap HIV/ AIDS yang berasal dari kedua orang tua mereka, akankah kita masih berteman dengannya atau menjauhinya? Kalau kita menjauhinya, apa bedanya dengan anak kecil penderita kanker? Sekali lagi saya bertanya – tanya, kenapa mereka lebih respect terhadap kanker daripada HIV/ AIDS? Bukankah mereka juga mempunyai nyawa yang sama untuk kita selamatkan. Stigma masyarakat memandang rendah Penderita HIV/ AIDS memang sangat salah. Lantas apa yang menjadi kesalah pahaman masyarakat ini?

Sebagian besar masyarakat menjauhi para penderita HIV/ AIDS ini karena mereka takut tertular.
Padahal kenyataanya virus HIV tidak dapat menular melalui udara bebas, Tidak seperti Virus flu burung ataupun flu babi yang dapat menular melalui udara, Virus HIV tidak dapat menularkan hanya dengan udara. Selain itu ada anggapan bahwa AIDS dapat ditularkan melalui kontak kulit dengan penderita yang terinfeksi HIV, seseorang tidak mungkin dapat tertular hanya karena berjabat tangan, minum dari gelas yang sama ataupun terkena batuk atau bersin dari penderita AIDS, ini merupakan anggapan yang sangat salah. Selain hal – hal tersebut, dalam penyuluhan mengenai HIV/ AIDS terkadang terdapat hal – hal salah dalam penyampaiannya. Penyuluhan kepada siswa siswi SMP /SMA biasanya malah memperlihatkan video cara penggunaan narkoba suntik dan memperlihatkan bagaimana orang penderita HIV/AIDS yang sudah dikerumuni lalat. Hal inilah yang menyebakan ODHA dideskriminasikan. Penyuluhan itu dimaknai dengan penderita HIV yang menjijikan dan harus dijauhi. Inilah yang perlu diperbaiki.

Sebagai masyarakat yang tidak mengidap HIV/ AIDS, seharusnya kita memberikan motivasi dan dukungan terhadap mereka para pengidap virus HIV/ AIDS. Kita berempati bagaimana rasanya jika mengalami nasib yang tidak beruntung seperti mereka. Bagai mana rasanya dijauhi dan dikucilkan dari anggota masyarakat. Apakah kita akan menerima semua kenyataan ini. siapakah yang kita butuhkan untuk menolong kita sebagai pengidap HIV/ AIDS jika bukan orang lain dan masyarakat sekitar. Bantuan dari kelompok sebaya ( kelompok pendamping pengidap HIV/ AIDS) jelas sangat dibutuhkan. Peranan utama kelompok dukungan sebaya adalah menciptakan suasan nyaman dan terjaga kerahasiaan anggotanya, sehingga ODHA mendapatkan kesempatan untuk berkenalan, berbicara, didengarkan dan tentunya mendapat dukungan. Dukungan kelompok sebaya telah mengayomi mereka dan menjadi tempat berteduh bagi para penderita HIV/ AIDS. Entah tanpa adanya dukungan kelompok sebaya ini mungkin banyak penderita HIV/AIDS yang frustasi dan mengakhiri hidup ini.

Untuk para penderita HIV/AIDS, jangan menyerah dalam keadaan ini, meskipun keadaan kalian tidak seberuntung mereka yang bebas dari HIV/ AIDS. Hidup ini indah kawan jika kita mampu memaknainya dan terlalu indah untuk kau tinggalkan. Saya akan selalu mendukungmu dan membantumu semampu saya agar engkau selalu kuat menghadapi keadaan busuk ini. Jangan pernah mengatakan menyesal untuk lahir di dunia ini. mampu membuka mata di dunia ini adalah bagian terindah yang pernah engkau dapatkan. Semoga engkau sehat dan tidak merendahkan diri dengan apa yang engkau alami ini. hadapi dunia dengan penuh keyakinan. Semangat kawan.





Ziady- Jogjakarta

1 comment:

  1. Kami dari Admin GoVlog, perlu meminta data diri Anda yang mengikuti GoVlog AIDS. Data diri ini kami pergunakan untuk pemberitahuan jika Anda terpilih menjadi 10 besar.

    Nama Lengkap:
    Jenis Kelamin:
    No tlp/HP (yang bisa dihubungi):
    Email:
    Yahoo Messenger:
    Alamat lengkap:
    Pekerjaan:
    Link posting Blog GoVlog AIDS:

    Mohon data diri Anda dikirim ke email tommy.adi@vivanews.com

    Terimakasih

    ReplyDelete

Kesaksian Pelecehan Seksual di Rumah Sakit Surabaya

Dunia medis Indonesia kembali tercoreng dengan ulah Perawatnya, bukan karena mal praktek ataupun tidak menerima pasien miskin, melainkan pel...