21/11/2011

Indonesia Gagal "balas dendam"


Dukungan puluhan ribu suporter Indonesia tak mampu mengubah keadaan. Indonesia kalah adu penalti 4 - 3 dari Malaysia. meski sempat unggul di menit awal 1-0 oleh tandukan gunawan namun Malaysia yang mempunyai mental lebih tangguh mampu menyamakan keadaan dan memaksa adu penalti yang akhirnya berakhir untuk kemenangan Malaysia. Setelah unggul 1 gol Indonesia seakan bermain hati - hati dan mati serangan, itu terlihat dengan serangan yang di buat selalu kandas di pertahanan Malaysia Sebaliknya Malaysia terus membobardir pertahanan Indonesia yang sudah hilang konsentrasi. Banyak sekali kesalahan - kesalahan yang dilakukan pemain belakang Indonesia yang akhirnya mampu dimanfaatkan Malaysia dengan  sebuah gol. Gol tersebut seakan mengubur suara Gmuruh Gelora Bung Karno. Pada babak ke 2 permainan Indonesia hampir sama dengan babak 1, banyak kesalahan dasar yang seharusnya tidak dilakukan oleh pemain sekelas Timnas.


Pertandingan masih bertahan 1 - 1 hingga peluit panjang berhenti. Pada babak Extra time Indonesia terlihat lebih dominan menyerang terutama saat babat ke 2 extra time akan berakhir, banyak sekali peluang yang terbuang sia - sia. Ketatnya pertahanan Malaysia yang berlapis - lapis membuat para pemain Indonesia mati kutu saat menghadapinya. Mungkin Malaysia sudah menyiapkan algojo penaltinya lebih baik dari Indonesia, sehingga mereka berharap pertandingan bisa dilanjutkan lewat adu keberuntungan alias penalti, itulah mungkin alasan kenapa mereka bertahan di akhir laga. Strategi Malaysia tak sia - sia, adu penalti yang diharapkan pun terjadi juga. Tendangan Gunawan yang membentur mistar dan Ferdinand sinaga yang terlalu mudah di tebak oleh penjaga gawang Malaysia menutup Pertandingan tersebut untuk kemenangan Malaysia.
Penonotn seakan terdiam menyaksikan itu semua, kalah di kandang sendiri, gagal untuk balas dendam setelah di babak penyisihan Indonesia kalah 1 - 0 dengan Malaysia. 
Lagi - lagi Masyarakat Indonesia harus menyaksikan kemenangan gelar juara untuk Malaysia di kandang Indonesia. Teringat jelas setahun lalu saat di piala AFF Malaysian mengangkat dengan kokohnya piala kebangaan se- Asia Tenggara tersebut, meskipun saat itu Indonesia menang 2-1 namun Indonesia kalah Agregat dengan Malaysia. 
Mental juara malaysia saya akui memang cukup berkesan. Hinaan, cacian dan sindiran dari suporter Indonesia untuk Tim Malaysia tak dianggap beban oleh mereka. Justru sebaliknya, dukungan untuk Timnas Indonesia dijadikan beban untuk meraih juara. Apalagi Suporter Indonesia berlimpah ruah membanjiri Stadion yang membuat tekanan mental bagi Timnas Indonesia. kalau begitu dimana mental kita akan kuat, di kandang kalah karena dukungan suporter kita yang dijadikan beban dan jika bermain di kandang lawan mental kita lemah melihat dukungan suporter tim lawan. terus dimana seharusnya Tim kita bermain??
Saya akui Malaysia memang lebih baik daripada kita, padahal kompetisi sepakbola disana tak sebaik kita. Klub di Indonesia jauh lebih banyak daripada Malaysia, namun dengan klub yang banyak ternyata tak mudah untuk memilih pemain berkualita, sebaliknya, Malaysia dengan klub dan penduduk yang jauh lebih sedikit dari Indonesia tapi mereka mampu memilih pemain berkualitas. Apakah hal ini menunjukan SDM Indonesia lebih buruk daripada Malaysia?? Tanyakanlah kepada diri anda masing masing.
Meskipun Sea games tahun ini milik Indonesia tapi semua masyarakat setuju jika kurang lengkap tanpa kemenangan dari cabor Sepakbola, karena sepakbola terlalu diharapkan hampir dari seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Sungguh kasihan melihat suporter kita yang rela mendukung mati - matian demi Timnas. Namun apa boleh buat, para komponen Timnas sudah berusaha maksimal termasuk pelatih Rahmad Darmawan yang saya anggap jauh lebih baik daripada Wim telah berkontribusi untuk Timnas, hanya saja kutukan 20 tahun belum lepas dari Negara kita khusunya sepak bola Indonesia., 20 Tahun Timnas Indonesia puasa merasakan gelar, 20 tahun pula para penonton menaruh harapan yang pupus untuk Timnas, semoga merah putih bisa berkibar dikemudian hari dengan membawa nama sepak bola Indonesia. Pantang menyerah Garuda ku...

No comments:

Post a Comment

Kesaksian Pelecehan Seksual di Rumah Sakit Surabaya

Dunia medis Indonesia kembali tercoreng dengan ulah Perawatnya, bukan karena mal praktek ataupun tidak menerima pasien miskin, melainkan pel...